April
2016, Deflasi Terbesar Selama Masa Reformasi
Penurunan harga BBM dan tarif listrik
mempengaruhi deflasi April 2016. Selain itu, tidak ada kenaikan drastis dari
komoditas pangan (komponen volatile food).
Kebijakan pemerintah menurunkan harga bahan bakar
minyak (BBM), tarif daya listrik (TDL) dan beberapa harga bahan kebutuhan pokok
berperan besar memicu deflasi pada April lalu. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,45 persen dibanding bulan
sebelumnya. Ini merupakan deflasi terbesar dalam kurun waktu 16 tahun terakhir
dan menyamai deflasi pada Maret 2000. Deflasi tertinggi terjadi pada Juli 1999
sebesar 1,06 persen setelah meredanya krisis moneter. Secara kumulatif, inflasi
Januari-April 2016 mencapai 0,16 persen, sedangkan inflasi tahunan (year on
year/yoy) sebesar 3,6 persen. Menurut riset Bank Mandiri dalam Daily Economic and
Market Review, tingkat inflasi masih tetap terkontrol meskipun akan terjadi
kenaikan harga bahan makanan dan barang kebutuhan pokok menjelang bulan Puasa
dan Lebaran. Bank Indonesia memprediksikan bahwa target inflasi tahun ini 4±1
persen dapat dicapai dengan dukungan penguatan koordinasi kebijakan
pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah. Tim Riset Ekonomi Bank
Mandiri Grup memprediksi inflasi akan mencapai 4,5 persen hingga akhir 2016,
lebih tinggi dari inflasi tahun lalu sebesar 3,35 persen.
Komentar
Posting Komentar